Pentingnya Parameter dalam Pemotongan Laser : Biar Hasil Potongan Nggak Bikin Pusing Kepala!
Kalau kamu pikir mesin laser cutting itu tinggal “nyalain terus potong”, wah… siap-siap kecewa. Mesin ini ibarat chef profesional — hasil potongannya tergantung resep dan takaran yang pas. Nah, “resep” itulah yang disebut parameter pemotongan.
Kalau parameternya bener, hasilnya halus, presisi, dan hemat energi. Tapi kalau salah hasil potongan jelek, gas boros bahkan bisa sampai komponen gosong.
Yuk, kenalan satu-satu sama para “pemeran utama” di dunia laser cutting!
Settingan Mesin Laser Cutting
🎯 1. Focus Point: Titik Fokus, Bukan Titik Galau haha
Focus point itu posisi di mana sinar laser benar-benar “nembak” paling tajam ke material.
Bayangin aja kayak kamu lagi ngarahin kaca pembesar ke sinar matahari—kalau fokusnya pas, kertas langsung kebakar. Kalau meleset? Cuma hangat doang.
Fungsi:
-
- Menentukan seberapa “galak” energi laser di permukaan logam.
- Biar potongan rapi, tajam, dan nggak beleber.
- Efisiensi energi makin maksimal.
Kalau salah fokus?
-
- Terlalu besar (positif berlebihan): Potongan kasar, tidak tembus, dross berlebih.
- Terlalu kecil (negatif berlebihan): Overheating, burr, proses pemotongan lambat.
Lensa Matahari
⚡ 2. Speed (Kecepatan Potong): Ngebut Boleh, Asal Jangan Nabrak!
Speed adalah seberapa cepat kepala laser meluncur di atas material. Kayak kamu lagi nyetir — kalau kebut terus di tikungan, ya siap-siap oleng.
Fungsi:
-
- Menyesuaikan kecepatan dengan jenis & ketebalan material.
- Menjaga hasil potong tetap mulus di sudut dan kontur kecil.
- Biar mesin kerja efisien tanpa “ngos-ngosan”.
Kalau kecepatannya ngawur?
-
- Terlalu cepat: hasilnya kasar, boros gas, dan bisa overcutting.
- Terlalu lambat: potongannya gosong, burr menumpuk, dan waktu kerja molor.
Jadi ingat, speed itu penting — tapi yang penting bukan ngebut, tapi tepat.
@onemachinery Sebelum pakai mesin laser cutting, harus tau dulu tips supaya hasilnya presisi, jangan asal pencet, nanti yg dilaser beda loh.. #Onemachinery #Mesinlasercutting #mesinbaison #platbesi #lasercutting #laser #fokuslaser #fyp ♬ suara asli – 𝐉𝐢𝐮 Dance😈 – Highlight MPL Indonesia
🔧 3. Nozzle Height: Jarak Aman Biar Nggak Cium Material
Nozzle height itu jarak antara ujung nozzle dengan material. Biasanya diatur di kisaran 0,5–1,5 mm.
Fungsi:
-
- Biar aliran gas asistensi keluar dengan optimal.
- Mencegah nozzle “nyium” permukaan logam yang nggak rata.
Kalau salah jarak?
-
- Terlalu tinggi: laser jadi lemah, hasil potongan kasar.
- Terlalu rendah: bisa tabrakan dan aliran gas terganggu.
Makanya, jaga jarak itu penting… bahkan antara nozzle dan material pun harus toxic-free relationship. 😆
💨 4. Gas Asistensi: Si Penyelamat di Balik Layar
Gas seperti oksigen, nitrogen, atau udara bertekanan dari kompresor bantu mendinginkan area potong dan “nyapu” lelehan logam. Tanpa gas ini, hasil potongan bisa kayak mie gosong — hitam dan berantakan.
Kalau tekanannya salah?
-
- Terlalu kecil: burr & dross muncul, pendinginan jelek.
- Terlalu besar: potongan nggak stabil, overcooling.
🔥 5. Pulse Frequency
Nah, bagian ini ibarat duet vokalis dan gitaris — kalau salah satu nggak sinkron, konsernya gagal total.
Pulse Frequency = seberapa sering laser “nembak” per detik (Hz).
Fungsi:
-
- Mengatur energi rata-rata yang dikasih ke material.
- Menentukan seberapa cepat material meleleh dan mendingin.
Kalau salah setting:
-
- Frekuensi terlalu tinggi: energi per pulsa lemah → hasil potong nggak maksimal.
- Frekuensi terlalu rendah: energi terlalu kuat → material bisa kebakar.
✨ 6. Duty Cycle: Si Penentu “Tenaga Dalam” Mesin Laser Cutting
Persentase waktu dalam satu siklus pulsa di mana laser menyala. Jika Pulse Frequency adalah banyaknya pulsa laser, maka Duty Cycle mengatur durasi pulsa. Nilai duty cycle menentukan rata-rata energi yang disalurkan ke material selama proses pemotongan.
Duty Cycle = seberapa lama tiap tembakan berlangsung.
Fungsi:
-
- Mengontrol energi rata-rata ke material.
Supaya laser nggak “overpower” atau “underpower” waktu motong. - Menjaga suhu pemotongan tetap stabil.
Terlalu panas bisa gosong, terlalu dingin bisa gagal potong.
- Mengontrol energi rata-rata ke material.
Dampak Pengaturan yang Salah:
-
- Duty Cycle terlalu besar: overheating dan gosong.
- Duty Cycle terlalu kecil: potongan nggak tembus.
-
Sinergi antara Pulse Frequency dan Duty Cycle
Jadi gini gaes,
dalam proses potong laser fiber itu ada dua hal penting banget: pulse frequency sama duty cycle. Keduanya kerja bareng buat ngatur seberapa besar energi laser yang dikirim ke bahan waktu motong.
Kalau pulse frequency tinggi tapi duty cycle rendah, artinya lasernya sering nembak tapi cuma bentar doang — jadi tiap tembakan energinya kecil.
Sebaliknya, kalau pulse frequency rendah tapi duty cycle tinggi, tembakannya jarang, tapi sekali nembak langsung kuat banget.
Nah, biar hasil potongnya maksimal, rapi, dan nggak bikin bahan gosong, dua parameter ini harus seimbang. Jangan kebanyakan, jangan kekurangan — pokoknya pas! 😎🔥
Keduanya bekerja bersama untuk menentukan energi rata-rata ke material:
-
- High frequency + low duty = pulsa banyak tapi singkat → energi lemah.
- Low frequency + high duty = pulsa kuat tapi sedikit → risiko overheating.
Contoh Parameter Mesin Laser Cutting
Kesimpulan
✨ Penutup: Potong Cerdas, Bukan Asal Panas!
Jadi, biar hasil potongan laser kamu halus dan presisi, jangan cuma andalkan power tinggi.
Kuasai parameter-parameter ini: focus point, speed, nozzle height, gas, pulse, dan duty cycle.
Karena mesin laser itu sensitif, butuh sentuhan pengaturan yang penuh cinta dan logika. ❤️
Dengan setelan pas, hasil potong kamu bukan cuma bagus — tapi juga bikin bangga dan hemat energi!.